by:Sigit (farohis '12)
Setelah beberapa bulan mengamati
kegiatan keorganisasian di perkuliahan, ada beberapa hal yang mulai saya pahami
terkait dengan kaderisasi. Dulu saat masih di Rohis SMA yang saya pahami
kaderisasi tugasnya hanya mengadakan SnT(Sharing
and Training), serta mengawasi jalannya liqo. Namun kini saya pahami
ternyata peran kaderisasi lebih dari itu. Bahkan keberadaannya menjadi sangat
penting hingga terkadang hanya “orang-orang pilihan” yang dimasukkan biro/departemen
ini.
Peran pertama adalah menjaga
komitmen dari tiap anggota organisasi tersebut. Mungkin inilah mengapa di Rohis
SMA dulu anak kaderisasi mengawasi liqo, memang diantara tugas pentingnya
adalah menjaga konsistensi dari anggotanya agar tetap terlibat aktif dalam
organisasi tersebut. Dalam berorganisasi sering kita jumpai orang-orang yang
mulai lepas satu demi satu, tidak lagi berkontribusi aktif dalam organisasinya.
Inilah yang menjadi “PR” bagi kaderisasi, bagaimana agar kader tidak ilang-ilangan dan merasa nyaman dalam
organisasinya.
Dalam beberapa organisasi, peran
kaderisasi ini dimasukkan dalam suatu biro/departemen yang dinamakan PSDM. Bila
di tingkat perkuliahan PSDM kepanjangannya Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Sesuai namanya, fungsi selanjutnya dari suatu organisasi adalah meng-upgrade kapasitas dari tiap kadernya.
Meningkatkan potensi yang ada dalam kader sehingga bisa lebih professional
dalam pekerjaannya.
Mungkin inilah mengapa dalam Rohis
SMA dulu bidang kaderisasi bertugas mengadakan SnT. Bila dalam perkuliahan bisa
jadi SnT ini merupakan upgrading pertama bagi anggotanya. Namun disini yang
saya lihat sebelum upgrading, kaderisasi juga memiliki tugas dalam mengadakan oprec(Open recruitment). Open
recruitment adalah suatu tahapan untuk perekrutan anggota baru yang
disertai dengan beberapa tahapan seleksi hingga sampai pada penempatan di
bidang-bidang/departemen tertentu dalam organisasi tersebut.
Rangkaian Open recruitment bisa berbeda-beda untuk tiap organisasi, sesuai
kebutuhan masing-masing. Biasanya dimulai dari pengisian formulir, pengumpulan
yang diberi batas waktu tertentu. Lalu ada Stadium General, atau penjelasan
lebih lanjut mengenai ketentuan dalam rangkaian oprec nantinya. Setelah SG biasanya ada sesi penugasan, pemberian
‘misi’ yang harus diselesaikan oleh calon anggota. Serta diadakan sesi
wawancara untuk lebih mengenal kondisi, kelebihan dan kekurangan calon
anggota/pengurus.
Setelah rangkaian oprec mulailah para calon anggota
dimasukkan/ditolak dari organisasi tersebut serta ditempatkan sesuai
bidang/departemen yang sesuai kapasitas masing-masing. Meskipun umumnya
organisasi itu membutuhkan kader, namun terkadang ada pendaftar yang tidak
dimasukkan dalam kepengurusan organisasi tersebut. Penyebabnya bisa beragam,
bisa jadi tidak mengikuti beberapa sesi di rangkaian oprec(misal tidak hadir wawancara), maupun latarbelakang si calon
yang tidak memungkinkan. Sementara penempatan perbidang biasanya ditentukan
dari pilihan si calon, namun ada juga yang ditempatkan tidak sesuai pilihannya
untuk pemerataan kader tiap bidang.
Setelah anggota diterima, peran
kaderisasi selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas tiap anggotanya. Biasanya
dilakukan dengan mengadakan up grading
dalam beberapa tahap, UG 1, UG 2 dan seterusnya. Tiap Up grading yang diadakan harusnya memberikan dampak yang spesifik
bagi pribadi kader. Dalam beberapa organisasi kader yang sudah menjalani
beberapa tahap up grading dibedakan
dengan yang belum.
Seperti dalam pemilihan
kabid/kadep terkadang di beberapa organisasi kabid/kadep yang akan diajukan
memiki syarat telah mengikuti beberapa tahapan UG. Selain up grading kaderisasi juga berperan dalam pengawasan kinerja tiap
departemen. Terkadang tiap departemen juga memerlukan up grading tersendiri. Pada intinya tugas penting kaderisasi adalah
untuk meningkatkan kualitas para kadernya.
Begitu pentingnya peran kaderisasi
hingga kadang dalam beberapa organisasi statusnya lebih tinggi dari
departemen/bidang lain, biasanya disebut biro. Biro bekerja langsung dibawah
ketua yang memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas tiap kader.
Majunya organisasi tentu tak lepas dari majunya SDM pengurusnya maka dari itu
peran kaderisasi harusnya dipegang oleh orang-orang yang benar-benar telah terupgrade, berloyalitas tinggi, dan komitmen
tinggi untuk memajukan organisasi. Wallohua’lam bisshowwab.
Sigit Arif Anggoro
TF UGM ‘12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar