Total Tayangan Halaman

Selasa, 12 Februari 2013

Organisasi VS Kewajiban



by: Belliany(farohis '12)
            Masa remaja. Apalagi remaja pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan Mahasiswa. Masa dimana semangat menggebu- gebu, membara, serta membakar jiwa- jiwa yang.... (Ah, lebay!). Intinya, pada usia tersebut energi seorang pemuda lebih besar pada usia lainnya. Biasanya energi itu disalurkan oleh para remaja untuk hal- hal positive maupun negative. Sarana- sarana penyauran energi positive cukup banyak, apalagi bagi remaja yang organisasi holic. Mulai dari tingkat sekolah, ada OSIS, Pramuka, PMR, bahkan Rohis. Kalau di tempat kuliah beeee..... jangan tanya, bejibun bro. Dari yang paling kece nih ada BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HM(Himpunan Mahasiswa) untuk tiap jurusan, Rohis, Jurnalistik, Riset, dan masih banyak lagi. Belum organisasi eksternal di luar kampus dan sekolah. Hmmm... puas deh untuk menyalurkan energi para remaja yang tengah meluap- luap seluas samudra.
            Tapi, mbak brow dan mas brow. Kalian boleh kok ikut semua organisasi yang tersedia di lingkungan, asalkan tidak melupakan apa yang menjadi kewajiban utama kalian. Misalnya nih, sebagai pelajar dan mahasiswa kewajiban kita adalah belajar. Jangan sampai aktivitas kuliah dan sekolah kalian terganggu karena rapat ini lah rapat itulah, jadi panitia inilah panitia itulah. Sebab, tak sedikit siswa/mahasiswa yang nilainya terjun payung gara- gara kebanyakan amanah di beberapa organisasi. Parah lagi nih buat mahasiswa ada yang sampai mengulang bahkan telat wisuda karena TA nggak kelar- kelar. Masih untung telat wisuda, nah kalau di DO???
            Organisasi yang berlebih juga menyebabkan hal paling sepele terbengkalai. Terutama buat anak kos nih. Apa itu?? Beres- beres kamar. Para organisasi holic biasanya berangkat ketika matahari sepenggalan naik dan pulang saat suara jarum jam terdengar keras, biasanya nih saking capeknya mereka langsung ambruk di atas kasur tanpa peduli di atas kasur ada barang apa saja. Alhasil karena saking ruwetnya kondisi kamar bahkan lebih parah dari kapal pecah, tak jarang mereka terlihat kalang kabut karena lupa menaruh benda- benda penting.
            Kalau si OH (Organisasi holic) berada pada kamar pribadi alias hanya sendirian di kamar kos mungkin tak masalah. Toh OH sendiri yang merasakan peningnya suasana kamar. Tapi, bagaimana jika OH berada di kamar yang berisi  lebih dari satu orang? Apalagi kalau partner kamarnya bukan OH serta orang yang perfectsionis? Bisa- bisa partner OH akan merasa jenuh dan memberikan stempel buruk bagi si OH. OH akan dianggap sebagai orang yang jorok, tidak menjaga kebersihan bahkan menjadi orang yang kurang peka dengan keadaan. Jadi, jangan sampai partner kamar kita merasa jengah bahkan mengisi hatinya dengan kelakuan kamu selaku OH yang tidak peduli kamar. Karena, orang yang paling sering berinteraksi dengan OH adalah orang di dalam rumah. So, buat para OH jangan mentang- mentang sibuk rapat atau istilah lainnya Syuting (Syura penting) tapi kondisi kamar kalian seperti korban Tsunami, bisa kerasan deh tikus main di kamar kamu.
            Hal lain yang terlupakan, terutama buat akhwat (eh ikhwan juga) adalah nyuci baju. Ngaku deh siapa yang wajahnya udah dihafal sama tukang laundry?? Sesibuk apapun OH sempatkanlah tigapuluh menit kalian untuk mencuci. Jangan mentang- mentang ada jasa laundry lantas kalian mengandalkan tukang laundry untuk mengambil alih kewajiban kalian. Terutama buat calon ibu nih. Kalau baju sendiri nggak sempat nyuci, bagaimana dengan baju suami dan anak-anakmu nanti?? Mau nyewa pembokat? Giliran entar suami selingkuh sama pembokat rasain deh!! Bahkan ada seorang ikhwan yang terang- terangan nulis status di salah satu Social Network yang isinya
            “Tadi pagi saya lihat seorang akhwat membawa dua kantung plastik besar menuju sebuah tempat laundry dekat kampus.
            Perhatian buat para ikhwan jangan sampai menikah dengan akhwat pemalas”

            Nah lho, orang saja langsung memberika stempel negative bagi kita hanya karena nitipin cucian di Laundrian. Emang mau?
            Tapi, jangan dipikir kewajiban nyuci baju hanya untuk para akhwat. Ikhwan juga, jangan mentang- mentang para ikhwan yang memiliki otot kawat balung wesi lantas merasa bahwa mencuci baju itu nggak level buat kamu.
            Lagipula, mencuci baju sendiri dapat menghemat pengeluaran. Memang sepertinya laundry terbilang murah (kalau di tembalang rata- rata 2000-2500/kg) tapi kalau cucian kita juga banyak kan nggak murah lagi. Daripada buat laundry mending untuk menabung atau infak.
            Jadi mbak brow dan mas brow sekalian, terutama bagi kalian yang OH, jangan sampai melalaikan kewajiban kalian hanya karena terlalu sibuk berorganisasi. Apalah artinya eksis di organisasi tapi untuk urusan kamar saja belum bisa mengatasi. Kalau memang organisasi begitu menyita waktu lebih baik kita ambil 1 atau 2 organisasi yang cukup mewakili minat kita. Jadi organisasi dapat kewajiban juga tidak terbengkalai.
            So, keep istiqamah di jalan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar