by: Rizal
Mengapa harus jadi yang terbaik??? Karena saya perlu
memberi tahu satu hal. Dunia ini tidak adil kawan!! Dunia selalu memperhatikan
sebagian orang sementara benar benar cuek tehadap sebagian yang lain.
Coba lihat, dunia selalu berpihak pada orang yang
istimewa dan tak pernah berpihak
pada yg biasa. Ingat pembahasan kita tentang keberuntungan? Itulah salah satu
contohnya. Kita bisa melihat contoh lain lagi yang sangat banyaak.
Seorang yang jam terbang dakwahnya banyak akan
mendapatkan peluang lebih banyak untuk kembali mengisi kajian dibandingkan seorang
yang jam terbangnya lebih sedikit. Kenapa???? Logikanya yang jam terbangnya banyak jelas
memiliki banyak koneksi dan referensi sehingga kemungkinannya lebih besar
kembali mengisi kajian. Jadilah yang tinggi jam terbangnya semakin tinggi,
sementara yang tak punya jam terbang semakin kandas.
Ketika kita hendak makan pagi, kita dihadapkan
pada dua warung pecel dengan resep masakan yang sama, namun yang satu ramai pembeli, sementara
yg lainnya kosong melompong. Kira-kira yang mana yang akan anda pilih??? Kebanyakan orang akan
memilih yang ramai. Mengapa?? Logikanya, orang akan berpikir “tidak mungkin seramai
itu org, semua lidahnya salah! Pasti lebih enak yang ramai”. Jadilah yang ramai
bertambah ramai dan yang sepi semakin menepi.
Kita mengingat bahwa orang yang ‘tidak cerdas’ tidak akan
mau menghabiskan uang membaca buku, karena makanan lebih baik bagi mereka, mereka
anggap makanan lebih memberikan efek nyata. Karena tidak membeli dan membaca buku
makin tidak cerdas. Semakin ‘tidak cerds’ seorang makin malas pula dia untuk membeli
dan membaca buku. Demikian seterusnya dan demikian pula sebaliknya. Membaca
buku adalah sejenis bentuk ketagihan seperti spiral melebar terus membesar satu
buku akan menganjak pada dua buku dua buku pada tiga buku, dan seterusnya.
Selama tidak ada gaya luar yang merubah, maka semakin
lama ia akan semakin besar. Sayangnya hal ini tidak hanya berlaku pada sesuatu yang
baik, namun juga sesuatu yang buruk.
Dari ketiga contoh diatas tersebut, tidak melakukan sesuatu atau menambahkan gaya luar untuk menghentikan spiral itu, maka
selama-lamanya akan berada dilingkaran ‘kesialan’ itu.